Wilayah Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20°C.
Lokasi dan Tempat Demografi
Baduy yang berlokasi di desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Rangkasbitung Banten terdiri dari kampung Gajebo, Cikeusik, Cibeo,dan Cikertawana.dan terbagi atas abaduy luar dan baduy dalam.Daerah yang berluas 138 ha, terdiri atas 117 kk yang menempati 99 rumah yang dinamakan Culah Nyanda atau rumah panggung, sedangkan rumah kokolot atau duku dinamakan Dangka, yang menghadap keselatan.Masyarakat suku baduy yang berpenduduk kurang lebih 10 ribu jiwa ini tinggal di wilayah yang berbukit-bukit, dan berhutan-hutan, dengan memilki lembah yang curam sedang, sampai curam sekali. Berdasarkan hasil pengukuran langsung di lapangan wilayah-wilayah pemukiman baduy rata-rata terletak pada ketinggian 250 m diatas permukaan laut, dengan wilayah pemukiman di daerah yang cukup rendah 150 m diatas permukaan air laut dan pemukiman yang cukup tinggi pada ketinggian 400 m diatas permukaaan laut.
PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Masyarakat Baduy sangat menjaga kelestarian lingkungannya terutama lingkungan sekitar, dari yang tidak menggunakan bahan – bahan kimia ataupun bahan apa saja yang bisa mencemarkan wilayah mereka. Yang mereka gunakan bahan – bahan dari alam, kelestarian lingkungan mereka sangat di jaga dan jika di langgar akan terkena hukuman. Yaitu di asingkan ke baduy luar selama 40 hari atau hasil musyawarah yang telah di sepakati.
EKONOMI
KEGIATAN MASYARAKAT BADUY
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Baduy menurut kepercayaan sunda wiwitan:
1. Upacara Kawalu yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan kawalu yang dianggap suci dimana pada bulan kawalu masyarakat baduy melaksanakan ibadah puasa selama 3 bulan yaitu bulan Kasa,Karo, dan Katiga
2. Upacara ngalaksa yaitu upacara besar yang dilakukan sebagain uacapan syukur atas terlewatinya bulan-bulan kawalu, setelah melaksanakan puasa selama 3 bulan. Ngalaksa atau yang bsering disebut lebaran.
3. Seba yaitu berkunjung ke pemerintahan daerah atau pusat yang bertujuan merapatkan tali silaturahmi antara masyarakat baduy dengan pemerintah, dan merupakan bentuk penghargaan dari masyarakat baduy.
4. Upacara menanam padi dilakukan dengan diiringi angklung buhun sebagai penghormatan kepada dewi sri lambing kemakmuran.
5.Kelahiran yang dilakukan melalui urutan kegiatan yaitu:
1.Kendit yaitu upacara 7 bulanan ibu yang sedang hamil.
2.saat bayi itu lahir akan dibawa ke dukun atau paraji untiuk dijampi-jampi.
3.Upacara Angiran yang dilakukan pada hari ke 40 setelah kelahiran.
5.Akikah yaitu dilakukannya cukuran, khitanan dan pemberian nama oleh dukun (kokolot).
MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan. mereka memiliki kerajinan tangan seperti menenun dengan model tenunan sarung dan selendang khas Badui serta acessoris – acessoris seperti gelang, tas atau pernak – pernik lainnya
PERKAWINAN
Perkawinan, dilakukan berdasarkan perjodohan dan dilakukan oleh dukun atau kokolot menurut lembaga adat (Tangkesan) sedangkan Naib sebagai penghulunya. Adapun mengenai mahar atau seserahan yakni sirih, uang semampunya, dan kain poleng. Jika ada perempuan atau laki – laki yang menolak perjodohan itu mereka akan terkena kutukan batin dan di asingkan ke hulu, itu memang sudah adat isiadat dari zaman nenek moyang mereka.
SEJARAH
ASAL MUASAL SUKU BADUY
Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Baduy mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia. Mereka juga beranggapan bahwa suku Baduy merupakan peradaban masyarakat yang pertama kali ada di dunia. Suku Baduy yang merupakan suku tradisional di Provinsi Banten hampir mayoritasnya mengakui kepercayaan sunda wiwitan.
Yang mana kepercayaan ini meyakini akan danya Allah sebagai “Guriang Mangtua” atau disebut pencipta alam semesta dan melaksanakan kehidupan sesuai ajaran Nabi Adam sebagai leluhur yang mewarisi kepercayaan turunan ini. Kepercayaan sunda wiwitan berorientasi pada bagaimana menjalani kehidupan yang mengandung ibadah dalam berperilaku, pola kehidupan sehari-hari,langkah dan ucapan, dengan melalui hidup yang mengagungkan kesederhanaan (tidak bermewah-mewah) seperti tidak mengunakan listrik,tembok, mobil dll.
Perkembangan masyarakat baduy pada masa kini adalah masyarakat baduy dalam sudah bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat luar. Mereka juga telah mengenal teknologi tetapi tidak mereka pakai karena mereka tetap berpegang teguh pada adat istiadat yang mereka miliki.
Perbedaan suku baduy dalam dan baduy luar adalah Badui Dalam tidak pernah naik kendaraan kalau bepergian. Karena itu setiap kali ke Jakarta atau ke mana saja mereka harus berjalan kaki dan tidak menggunakan alas kaki, sandal atau sepatu. Sedangkan orang Badui Luar sudah mulai terbuka terhadap perkembangan seperti menggunakan alas kaki dan bisa naik kendaraan kalau bepergian. Orang Badui Luar bisa berobat ke puskesmas kalau sakit, sementara orang Badui Dalam dilarang. Mereka menggunakan dukun kampung untuk menyembuhkan sakit. Pola rumah tinggal yang mereka gunakan juga sudah sedikit berbeda. Badui Dalam sama sekali dilarang untuk menggunakan paku dalam mendirikan rumah. Mereka hanya menggunakan tali untuk mengikat tiang rumah dan kerangka rumah lainnya. Sementara Badui Luar sudah bisa menggunakan paku untuk membuat rumah.
Baduy dalam biasanya tidak berinteraksi dengan masyarakat luar biasanya dengan perantara Baduy Luar, Baduy dalam pun menolak adanya benda- benda elektronik seperti hp, kamera dsb. Sedangkan Baduy Luar, mereka sudah hidup secara modern dan berinteraksi dengan masyarakat luar. Sejak dahulu baduy dalam dan baduy luar memang sudah terbagi.
PERKEMBANGAN
Tidak ada yang berkembangan baik dalam hal kebudayaan, adat istiadat dan lain – lain. Hanya dalam hal komunikasi saja yang berkembang, itu juga tidak semuanya hanya sebagian saja.
Dari yang dahulu sangat tertutup dan tidak seorang pun orang dari luar yang bisa berkunjung ke sana, tetapi sekarang sudah ada yang bekunjung ke sana dan diterima baik oleh masyarakat baduy, terutama di baduy dalam.
PERBEDAAN ANTARA BADUY DALAM DAN BADUY LUAR
Baduy dalam sampai saat ini masih mentaati peraturan adat istiadat dari dahulu. Suasana disana juga berbeda dengan di baduy luar. Baduy dalam masih sangat asri dan alami.
Yang membedakan suku baduy dalam dan baduy luar adalah ikat yang ada di kepalanya, suku baduy dalam ikat kepalanya berwarna putih sedangkan baduy dalam berwarna biru.Bahasa yang di pakai adalah sunda wiwitan atau jika kita yang bilang itu sunda kasar karena memakai kata urang.Rumah yang mereka tempati juga berbeda antara baduy dalam dan baduy luar, baduy dalam rumahnya tidak boleh memakai paku dan pintunya harus satu yaitu pintu untuk keluar masuk saja. Karena jika pintunya 2 itu yang membuat perselingkuhan, Sedangkan baduy luar memakai paku dan pintunya boleh lebih dari satu.
FAKTOR – FAKTOR PEMBAGIAN SUKU BADUY
Tidak ada pemfaktoran yang dibuat oleh masyarakat baduy itu sendiri tetapi memang dari zaman dahulu sudah terbagi antara baduy luar dan baduy dalam. Kalau memang ada yang dipindahkan atau di asingkan dari baduy dalam ke baduy luar itu karena ia melanggar aturan yang sudah ada atau ditetapkan.
EKONOMI
KEGIATAN MASYARAKAT BADUY
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Baduy menurut kepercayaan sunda wiwitan:
1. Upacara Kawalu yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan kawalu yang dianggap suci dimana pada bulan kawalu masyarakat baduy melaksanakan ibadah puasa selama 3 bulan yaitu bulan Kasa,Karo, dan Katiga
2. Upacara ngalaksa yaitu upacara besar yang dilakukan sebagain uacapan syukur atas terlewatinya bulan-bulan kawalu, setelah melaksanakan puasa selama 3 bulan. Ngalaksa atau yang bsering disebut lebaran.
3. Seba yaitu berkunjung ke pemerintahan daerah atau pusat yang bertujuan merapatkan tali silaturahmi antara masyarakat baduy dengan pemerintah, dan merupakan bentuk penghargaan dari masyarakat baduy.
4. Upacara menanam padi dilakukan dengan diiringi angklung buhun sebagai penghormatan kepada dewi sri lambing kemakmuran.
5. Kelahiran yang dilakukan melalui urutan kegiatan yaitu:
1. Kendit yaitu upacara 7 bulanan ibu yang sedang hamil.
2. saat bayi itu lahir akan dibawa ke dukun atau paraji untiuk dijampi-jampi.
3. setelah 7 hari setelah kelahiran maka akan diadakan acara perehan atau selametan.
4. Upacara Angiran yang dilakukan pada hari ke 40 setelah kelahiran.
5. Akikah yaitu dilakukannya cukuran, khitanan dan pemberian nama oleh dukun (kokolot).
MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan. mereka memiliki kerajinan tangan seperti menenun dengan model tenunan sarung dan selendang khas Badui serta acessoris – acessoris seperti gelang, tas atau pernak – pernik lainnya.
PERKAWINAN
Perkawinan, dilakukan berdasarkan perjodohan dan dilakukan oleh dukun atau kokolot menurut lembaga adat (Tangkesan) sedangkan Naib sebagai penghulunya. Adapun mengenai mahar atau seserahan yakni sirih, uang semampunya, dan kain poleng. Jika ada perempuan atau laki – laki yang menolak perjodohan itu mereka akan terkena kutukan batin dan di asingkan ke hulu, itu memang sudah adat isiadat dari zaman nenek moyang mereka.
ALAT TRADISIONAL
Tenun Baduy yang memiliki kekhasan unik baik dari bahari maupun warna temyata sudah pernah masuk ke pasar Eropa dan Timur Tengah, konon dari liasil tenun yang terbuat dari benang kapas warna hitam atau hitam bergaris putih dan tekstur kainnya yang kasar itujustru membuat peminat merasa nyaman dan cocok dengan cuaca di Eropa dan Timur Tengah.
Walaupun kwantitas yang dipasarkan di Eropa dan Timur Tengah masih dengan kwantitas terbatas tidak sebanding dengan permintaan pasar. Namun melihat kenyataan demikian dipastikan temyata tenun Baduy Banten banyak digemari. Tentunya Ini peluang pasar yang menggembirakan.
Kepala Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Banten. Hudaya, pun perlu membuat program yang bukan hanya sebagai bentuk turut serta melesatarikan budaya leluhur Banten itu, tapi juga turut serta membantu produksi tenun Baduy memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Diantaranya melalui program pengadaan bahan baku seperti bantuan benang dan pewarna, pendampingan produksi serta pengemasan hasil produksi. Disamping itu tujuannya mendorong tercapainya program pencanangan Desa Wisata Baduy oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Instansi terkait di Provinsi Banten.
"Sementara disperindag lebih kepada pengembangan hasil-hasil produksi budaya setempat yang lebih berkualitas, seperti tenun Baduy," katanya. Sedangkan program pembinaan dan bantuan terkait dengan tenun Baduy pihaknya telah melibatkan mitra yang berpengalaman menggeluti dunia tenun di seluruh Indonesia diantaranya Cita Tenun indonesia (CTI) yang dalam program tahun 2010 ini mentargetkan akan memajukan Tenun Baduy Banten.
Mengingat karya tenun Baduy Banten memiliki kekhasan tersendiri bila dibandingkan dengan daerah lain. Hudaya dan CTI juga akan menggandeng mitra ahli tenun, perancang busana, dan desainer interior. Sebab peran pakar tenun sangat penting untuk meningkatkan kualitas tenunan dengan memberi contoh dan pelatihan. Adapun perancang busana dan desainer interior mengolah tenun menjadi produk modern.
"Bentuk realisasi program itu dalam waktu dekat Ibu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah akan memberikan langsung bantuan bahan baku dalam bentuk 500 gulung benang dan 50 kaleng pewarna terbaik yang tidak mudah luntur," katanya saat ditemui di ruang kerjanya di Serang. Rabu (3/3).
Disamping selain program pembinaan Disperindang Banten segera mendaftarkan karya tenun Baduy Banten sebagai hak paten milik dan karya budaya asli Suku Baduy Banten. "Ini perlu dilakukan karena ada perbedaan yang jelas dengan tenuri-lenun daerah lain, tenun Baduy merupakan tenun yang memiliki kekhasan baik dari bahan baku, pewarna maupun hasil kain tenunnya memiliki ukuran yang sama yakni 90 cm." katanya.
Pemprov Banten dalam hal ini Disperindag optimis melihat masa depan tenun baduy di pasar dalam dan luar negeri. Kendati banyak kendala yang berbenturan dengan kebiasaan dan budaya Baduy tetapi semua dapat dilalui berkat kegigihan pihak CTI yang sejak dua tahun lalu memberikan perhatian khusus kepada tenun Baduy ini.
"Ada banyak hal yang memang harus serba dimaklumi dan kami tidak bisa melanggar atau memaksakan kehendak, karena bukan hanya aturan adat yang mengikat tapi juga faktor kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan sejak ratusan tahun lalu.
Seperti pemilihan warna tenun yang putih dan hitam merupakan warna sakral atau pakem sebagai kepercayaan mereka. Maka yang perlu kami lakukan adalah melakukan pendekatan sambil memberikan pembelajaran, dengan target bisa mengembangan diri. Kami optimis ke depan tenun Baduy mampu merambah ke berbagai negara," katanya.
Menurut Hudaya hasil kain tenun Baduy saat dikerjakan secara turun temurun sedikitnya oleh 30 keluarga di Baduy. Pembuatannya sangat sederhana dikerjakan oleh satu orang dalam satu keluarganya, mulai dari pemintalan bahan menjadi benang hingga melakukan penenunan dan hasil untuk satu helai kain memakan waktu dua minggu dengan lebar 90 cm dan panjangnya sesuai dengan kebutuhan.
Awalnya hanya untuk konsumsi sendiri, bila membutuhkan baju atau kain maka dilakukan. Namun belakangan mulai dikenal dan bahkan dilirik oleh para perancang model, ahli disain interior, dari situlah merambah ke benua Eropa hingga TimurTengah, (roy)
Tenun Baduy Masuk Pasar Eropa dan Timur Tengah. Banten, Pelita Tenun Baduy yang memiliki kekhasan unik baik dari bahari maupun warna temyata sudah pernah masuk ke pasar Eropa dan Timur Tengah, konon dari liasil tenun yang terbuat dari benang kapas warna hitam atau hitam bergaris putih dan tekstur kainnya yang kasar itujustru membuat peminat merasa nyaman dan cocok dengan cuaca di Eropa dan Timur Tengah. Sedangkan program pembinaan dan bantuan terkait dengan tenun Baduy pihaknya telah melibatkan mitra yang berpengalaman menggeluti dunia tenun di seluruh Indonesia diantaranya Cita Tenun indonesia (CTI) yang dalam program tahun 2010 ini mentargetkan akan memajukan Tenun Baduy Banten. "Ini perlu dilakukan karena ada perbedaan yang jelas dengan tenuri-lenun daerah lain, tenun Baduy merupakan tenun yang memiliki kekhasan baik dari bahan baku, pewarna maupun hasil kain tenunnya memiliki ukuran yang sama yakni 90 cm."
SOSIOLOGI
STRUKTUR SOSIAL
PERUBAHAN BUDAYA MASYARAKAT BADUY
Di mana-mana dirasakan, bahwa perubahan masyarakat merupakan kenyataan yang dibuktikan oleh gejala-gejala seperti : depersonalisasi, adanya frustasi dan apatis (kelumpuhan mental), pertentangan dan perbedaan pendapat mengenai norma-norma susila yang sebelumnya dianggap mutlak, adanya pendapat generation gap (jurang pengertian antar generasi) dan lain-lain. Memang ada tidaknya suatu perubahan masyarakat, yaitu terganggunya keseimbangan (equilibrium) antar satuan sosial (sosial units) dalam masyarakat, hanya dapat dilihat melalui gejala-gejala ini.
Banyak penyebab perubahan masyarakat, yaitu antara lain ilmu pengetahuan (mental manusia), kemajuan teknologi serta penggunaannya oleh masyarakat, komunikasi dan transportasi, urbanisasi, perubahan/peningkatan harapan dan tutunan manusia (rising demands). Semua ini mempengaruhi dan mempunyai akibat terhadap masyarakat yaitu perubahan masyarakat melalui kejutan dan karenanya terjadilah perubahan masyarakat yang biasa disebut rapid social change.
Perubahan masyarakat dalam arti luas, diartikan sebagai perubahan/perkembangan dalam arti positif maupun nrgatif. Pada umumnya motivasi (pengaruh terhadap perubahan, harapan, dan kebutuhan mental dan materi) disebabkan oleh kemajuan teknik atau technical change. Tetapi karena setiap penemuan teknik mempunyai akibat perubahan terhadap mental manusia, penggunaan penemuan teknik (teknologi) dapat mengakibatkan perubahan.
Definisi tentang motivasi the act of stimulating someone or oneself to take a desire course of action. It includes a stimulus and desired result , (Michael J. Jucius, Personal management,4th ed, Tokyo 1962 h. 44). Manusia di segala sektor masyarakat, yaitu mengubah pendapat dan penilaian orang terhadap apa yang hinggap saat penggunaan penemuan tadi dianggap mutlak, tidak dapat berubah. Perubahan penilaian tadi terjadi karena inner construcsion dan falsafah manusia di sangsikan, karena penemuan teknik serta penggunaannya meminta falsafah hidup yang baru dari manusia. Di mana perubahan konstruksi dalam manusia dan karenanya pada satu-satuan sosial tentunya akan mempunyai akibat perubahan hubungan antarsatuan sosial, dengan sendirinya keseimbangan dalam suatu masyarakat untuk waktu tertentu terganggu, yautu karena setiap perubahan sikap pada suatu satuan sosial minta perubahan sikap pada satuan sosial lainnya dengan akibat, bahwa seluruh pola masyarakat berubah pula. Dalam perubahan yang serba multikompleks ini dengan sendirinya ada dua kemungkinan, yaitu :
1. bahwa manusia menemukan sistem nilai dan falsafah hidup yang baru
2. manusia tenggelam dalam persoalan-persoalan yang dihadapinya dan tidak dapat mengambil sikap (keputusan) terhadap keadaan baru.
Akibat yang kedua inilah yang menyebabkan bahwa manusia mengalami frustasi bahkan apatis. Sebaliknya, keadaan dimana manusia berhasil menemukan sistem nilai dan falsafah hidup yang baru, mencerminkan keadaan bahwa manusia berhasil mengatasi krisis, yaitu berhasil mengambil keputusan.Pada umumnya dalam ceramah-ceramah dan diskusi-diskusi terdapat kesepakatan mengenai kenyataan adanya perubahan masyarakat yang harus diarahkan kepada pembangunan. Kesukaran yang sekarang mulai terasa, ialah bahwa perkataan itu belum tentu berarti kemajuan atau progress.Seminar Study Group tahun 1969 menunjukkan bahwa perumusan development change dirasakan tidak mencakupi lagi dan ketidakpuasan dengan hasil ini adalah adanya pertanyaan yang belum terjawabkan, yaitu: bagaimana mengarahkan perubahan agar bermanfaat untuk manusia Indonesia, sehingga perubahan menjadi pembangunan.Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan warga masyarakat Baduy, diawali dengan tanggapan mereka terhadap pikukuh sebagai identitas yang telah lama dipegang. Adanya hubungan dengan masyarakat diluar kehidupan Baduy, menyebabkan munculnya beberapa keinginan yang dapat melanggar pikukuh, sehingga pemuka adat perlu turun tangan untuk mengatasinya. Walaupun demikian terdapat pula perubahan yang terjadi tanpa melanggar pikukuh, karena memang perbuatan tersebut dikehendaki atau keadaan yang memaksa sehingga perubahan terjadi diluar kehendak mereka, sehingga muncul toleransi dari pemuka adat terhadap hal itu.Di antara beberapa warga masyarakat Baduy terdapat orang yang sengaja menginginkan terjadinya perubahan, walaupun konsekwensinya harus keluar dari kehidupan Baduy. Mereka ini diantaranya telah menyebarkan ide perubahan dan membawa warga masyarakat yang bersedia untuk berubah dengan melepaskan diri dari pikukuh, kemudian bermukim di luar desa Kanekes.Pada awalnya warga masyarakat yang telah berubah berusaha menyesuaikan dengan kondisi baru di luar kehidupan Baduy, dan tidak sedikit diantaranya mendapat hambatan dari masyarakat sekitarnya, sehingga di antaranya ada yang ke desa Kanekes. Tentu saja untuk menerima kembali diperlukan beberapa syarat tertentu.Warga masyarakat Baduy yang telah berada di luar desa Kanekes sebagai warga masyarakat biasa tidak dapat begitu saja melepaskan ikatan kekerabatan dengan warga masyarakat Baduy yang berada di desa Kanekes. Mereka ini nampaknya banyak yang masih membawa kebiasaan lama yang tidak begitu saja hilang, walauun secara material mereka telah berubah seperti kesenian, kepercayaan, pemberian nama dan lain-lain. Tetapi secara rohani mereka tetap terikat dengan beberapa kebiasaan di tempat asal.
0 komentar:
Posting Komentar